Arus Pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah

Sarasehan  Bulanan Masyarakat Pecinta Warisan Medang
Arus Pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah Berdasarkan Kronologi Prasasti dan Lokasi Candi

 

Masyarakat Pecinta Warisan Medang ( Medang Heritage Society), telah menyelenggarakan sarasehan bulanan dengan mengangkat tema  “Arus Pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah Berdasarkan Kronologi Prasasti dan Lokasi Candi”, dengan pembicara Drs. Djoko Dwiyanto MHum dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2015. Sarasehan berlangsung di Gedung Masri Singarimbun, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada, Jalan Tevisia, Bulaksumur. Sarasehan dihadiri kurang lebih oleh lima puluh (50) orang peserta dari komunitas terkait, akademisi, guru, pramuwisata dan para anggota Masyarakat Pecinta warisan Medang, dengan moderator Bpk. Israr Ardiansyah, dari Masyarakat Pecinta Warisan Medang.

Beberapa hal yang perlu dicatat dari diskusi antara lain adalah,

  • Adanya prasasti tidak selalu disertai dengan keberadaan candi, dan sebaliknya keberadaan candi tidak selalu didukung dengan adanya prasasti yang menjelaskan. Hanya ada satu prasasti yang menunjukkankeberadaan candi, yakni prasasti Kalasan.
  • Masyarakat Medang berbeda agama tetapi hidup berdampingan. Secara umum dari sekian ratus prasasti, dapat disimpulkan bahwa awal kerajaan Medang adalah Hindu, lalu rajanya berkonversi menjadi Budha (prasasti Sangkhara), kemudian terjadi pernikahan antara Raka I Pikatan yang Hindu dan Pramodhawardhani yang Buddha. Kesimpulan ini bersifat sementara, sampai ada penemuan arkeologis/prasasti lain yang membantah kesimpulan ini.
  • Perlu kerjasama multidisiplin untuk memanfaatkan metodologi dan teknologi pemetaan lokasi candi dan kronologis prasasti untuk menggambarkan dinamika perubahan sosial. Juga diperlukan studi lebih lanjut untuk mengungkap usia artefak/prasasti agar kronologi waktu dinamika perubahan tersebut menjadi lebih jelas.

Dalam diskusi juga disampaikan rencana usulan Masyarakat Pecinta Warisan Medang oleh ketua MHS untuk menyelenggarakan peringatan 1284 tahun, prasasti Canggal yang menjadi titik awal berdirinya kerajaan Medang, pada tanggal 6 Oktober2015.  Mungkin masih merupakan wacana, tetapi  MHS menghimbau segenap komunitas terkait untuk bekerja sama menyelenggarakan perayaan tersebut, yang kemungkinan akan terdiri dari,

  • Selamatan peringatan prasasti Canggal/berdirinya kerajaan Medang di lokasi Gunung Wukir (Gulon Magelang),
  • Seminar nasional mengenai sejarah dan peradaban Medang dan peranannya dalam sejarah dan peradaban Nusantara/Asia Tenggara,
  • Kesepakatan berbagai pihak, pemerintah daerah, pemerintah pusat terkait, komunitas terkait untuk mencanangkan Cagar Budaya Medang, di kabupaten kabupaten bekas Medang.
  • Ekspose media melalui lokakarya sejarah/peradaban Medang, khususnya tentang candi Liyangan di Temanggung.

Yogyakarta 31 Maret 2015,
Masyarakat Pecinta Warisan Medang

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*